Perusahaan rintisan AI Deepgram mengurangi 20% karyawan karena lingkungan suku bunga tinggi yang menyebabkan kesulitan pendanaan

Perusahaan rintisan kecerdasan buatan Deepgram baru-baru ini mengumumkan pemotongan sekitar 20 karyawan, atau 20% dari total jumlah karyawan. Ini adalah pemutusan hubungan kerja kedua bagi perusahaan tahun ini. CEO Deepgram menyatakan bahwa alasan utama pemotongan karyawan adalah lingkungan suku bunga yang tinggi yang menyebabkan kesulitan dalam pendanaan bagi perusahaan rintisan.

Deepgram didirikan pada tahun 2015 dan telah mendapatkan dukungan dari beberapa lembaga investasi terkenal. Saat ini, perusahaan tersebut sedang bersaing dengan perangkat lunak pengenalan suara open-source dari sebuah perusahaan AI terkenal serta beberapa raksasa teknologi.

Dalam email pemberitahuan pemecatan yang dikirimkan kepada karyawan, eksekutif Deepgram menyebutkan kesulitan lingkungan pendanaan startup, tantangan ekonomi makro, dan kinerja perusahaan selama setahun terakhir. Karyawan yang terkena pemecatan termasuk ilmuwan data, peneliti, dan insinyur.

Meskipun kejadian pemecatan ini tidak dilaporkan secara luas, hal ini mencerminkan bahwa perusahaan rintisan AI menghadapi tekanan yang cukup besar di era yang cepat berubah ini.

CEO Deepgram menyatakan dalam sebuah pernyataan: "Mengingat Federal Reserve mengeluarkan sinyal 'Suku Bunga akan bertahan lebih lama', kami harus mengambil strategi konservatif, mengendalikan pertumbuhan biaya, dan fokus pada efisiensi perusahaan."

Meskipun perusahaan baru saja mengalami "kuartal terbaik" sejak didirikan, CEO menolak untuk mengungkapkan data pendapatan spesifik. Musim gugur lalu, Deepgram mengumumkan telah mengumpulkan 47 juta dolar, ditambah dengan pendanaan tahun 2021, total telah mengumpulkan 86 juta dolar, dengan valuasi perusahaan mencapai 267 juta dolar.

Selama setahun terakhir, meskipun banyak perusahaan rintisan perangkat lunak swasta yang melakukan pemutusan hubungan kerja, bidang AI tetap menjadi sorotan dalam pendanaan rintisan. Namun, dengan meningkatnya persaingan pasar, beberapa perusahaan rintisan AI yang sebelumnya tampil baik juga mulai menghadapi tantangan.

Misalnya, sebuah perusahaan rintisan AI sebagai pemenang awal dari gelombang AI generatif, terpaksa menurunkan proyeksi pendapatannya setelah perusahaan AI terkenal meluncurkan produk yang bersaing langsung. Dua pendiri bersama perusahaan tersebut juga mengundurkan diri dari jabatannya bulan lalu.

Tantangan Deepgram juga mencerminkan dampak potensial perangkat lunak sumber terbuka terhadap AI proprietary. Meskipun model bahasa besar sumber terbuka saat ini tidak sekuat model proprietary, jaraknya semakin menyusut.

Tidak seperti model bahasa besar, perangkat lunak pengenalan suara telah dikomersialkan selama beberapa dekade dan telah diterapkan secara luas melalui berbagai asisten suara. Deepgram menyediakan layanan pengenalan suara untuk pelanggan bisnis, mengklaim bahwa solusi mereka lebih akurat, lebih cepat, dan lebih cocok untuk bisnis perusahaan dibandingkan dengan opsi yang ada.

Namun, seiring dengan raksasa teknologi yang menyempurnakan layanan generasi teks suara mereka, serta perusahaan-perusahaan rintisan lainnya yang meluncurkan produk serupa, klien perusahaan mulai mengurangi anggaran pengeluaran perangkat lunak, sehingga penyedia perangkat lunak kesulitan untuk mendapatkan bisnis baru.

Meskipun menghadapi tantangan, CEO Deepgram tetap percaya bahwa perusahaannya mampu menghadapi persaingan, karena produk mereka memiliki kualitas yang lebih tinggi dan lebih akurat. Ia juga berpendapat bahwa peluncuran perangkat lunak pengenalan suara sumber terbuka oleh sebuah perusahaan AI terkemuka akan membantu seluruh industri memahami potensi perangkat lunak pengenalan suara AI.