Ethereum 2.0 Memulai: Pertumbuhan Layer 2 Diharapkan

Peluncuran blok genesis dari rantai beacon Ethereum 2.0 Phase 0 secara resmi dimulai pada 1 Desember pukul 20.00, yang merupakan tonggak penting bagi komunitas Ethereum. Ini menandai dimulainya Ethereum 2.0 secara resmi, mempercepat transisi keseluruhan Ethereum menuju PoS, dan semakin mendekatkan visi untuk skalabilitas puluhan kali lipat.

Namun, siklus implementasi Ethereum 2.0 yang diharapkan bertahun-tahun, peta jalan yang telah mengalami banyak perubahan, serta biaya migrasi yang kontroversial, membuat "upgrade besar" ini masih menghadapi banyak tantangan. Sementara itu, komunitas Ethereum telah muncul berbagai solusi Layer2 seperti Rollup, Plasma, dan Validium, yang masing-masing memiliki keunggulan dalam hal skalabilitas, siklus implementasi, dan tingkat kesulitan teknik.

Dalam jangka pendek hingga menengah, Layer2 tampaknya lebih menarik bagi Ethereum dan industri kripto, bahkan mungkin menjadi solusi jangka panjang untuk evolusi masa depan Ethereum. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi kebutuhan dan nilai Layer2 dalam konteks Ethereum 2.0, serta menganalisis kelebihan dan kekurangan solusi Layer2 serta status ekosistemnya.

Layer2 atau menjadi "aksesori" infrastruktur Ethereum

Selama ini, Layer2 dianggap sebagai solusi transisi untuk kematangan blockchain publik, merupakan "ekstensi" ketika kinerja main chain tidak cukup untuk mendukung pemrosesan transaksi yang tinggi. Namun, tim pengembang inti Ethereum baru-baru ini mengkonfirmasi bahwa prioritas solusi Layer2 Rollup harus lebih tinggi daripada rencana shard yang telah ditetapkan. Vitalik menyatakan:

1. Tidak menekankan pentingnya Phase 2 saat ini, Phase 1 bertujuan untuk mewujudkan pemecahan data untuk digunakan oleh rollup.
2. Rantai Beacon akan memiliki fungsi eksekusi, setelah penggabungan Eth1-Eth2, blok rantai Beacon akan langsung menyertakan transaksi.
3. Setelah implementasi Phase0, dukungan klien ringan, pemisahan data, dan penggabungan akan dilakukan secara paralel.

Ini mencerminkan situasi canggung dari konsep inti 2.0 "sharding". Sebagai proyek yang diperkirakan akan memakan waktu setidaknya 2-3 tahun untuk direalisasikan, sharding dapat memberikan peningkatan TPS jaringan Ethereum hingga 64 kali lipat. Sementara solusi Layer2 yang ada, Rollup, dapat memberikan peningkatan hingga 100 kali lipat. Jika dibandingkan, nilai strategis Layer2 jelas tidak perlu diragukan, ini juga merupakan alasan utama penyesuaian jalur Ethereum.

Selain indikator teknis, filosofi desain antara Layer2 dan Layer1 juga merupakan pertimbangan kunci untuk pentingnya Layer2. Vitalik pernah menunjukkan: Di bidang blockchain, umumnya diyakini bahwa Layer1 harus tetap sederhana, dan Layer2 yang lebih kompleks harus dibangun di atasnya. Karena perubahan di tingkat infrastruktur sulit dan dapat menyebabkan kerusakan sistemik. Oleh karena itu, dalam jangka pendek, Ethereum perlu mengembangkan Layer1 dan Layer2 secara paralel; dalam jangka panjang, perhatian harus lebih difokuskan pada Layer2.

Menerapkan konsep ini pada hubungan ETH2.0-Layer2, dapat disimpulkan bahwa Ethereum dan Layer2 seharusnya mempertahankan hubungan koeksistensi jangka panjang, bukan sekadar dukungan jangka pendek. Terutama mengingat banyak aplikasi penting telah secara terbuka mendukung solusi Layer2, seperti Uniswap dan Synthetix yang mendukung Optimistic Rollup, Tether yang mendukung OMG Network berbasis Plasma, serta Curve yang mendukung ZK Rollup. Aplikasi-aplikasi ini tidak hanya menjadi panji ekosistem Ethereum, tetapi juga merupakan infrastruktur yang mendukung permainan yang lebih tinggi dan kompleks di masa depan, sikap mereka sebenarnya menentukan posisi Layer2 dalam ekosistem Ethereum.

Solusi Layer2 memiliki keunggulan masing-masing, Rollup memiliki potensi tertinggi

Saat ini, ada 6 jenis solusi Layer2 Ethereum: saluran status, sidechain, Plasma, Validium, ZKRollup, dan Optimistic Rollup. Solusi-solusi ini memiliki perbedaan dalam hal pengelolaan, lokasi penyimpanan komputasi, mekanisme pembuktian, dan lain-lain.

Berbagai solusi skalabilitas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Bagi proyek DApp yang berbasis Ethereum, dalam situasi di mana ekosistem Layer2 belum ditetapkan, memilih solusi Layer2 yang sesuai berdasarkan kebutuhan mungkin merupakan pilihan yang bijak. Bahkan mungkin menggunakan beberapa solusi secara bersamaan berdasarkan kebutuhan yang berbeda dalam skenario yang sama.

Saat ini, solusi seri Rollup yang umumnya didukung oleh aplikasi besar, kemajuan pengembangan yang cepat, dan skalabilitas yang ideal memiliki peluang paling besar untuk menonjol. Di antaranya, Optimistic Rollup mungkin mendapatkan lebih banyak dukungan, terutama berkat dukungan dari raksasa DeFi. Synthetix telah secara tegas mengadopsi solusi Optimistic Rollup dan mendorong pekerjaan integrasi. Uniswap juga telah membuka demo Unipig DEX berbasis solusi tersebut untuk pengalaman pengguna, serta pemimpin oracle Chainlink juga diharapkan mengadopsi Optimistic Rollup.

Persaingan yang sehat dan potensi penerapan luas dari solusi Layer2 sangat dipuji, tetapi pada saat yang sama juga membawa tantangan baru: komposabilitas DeFi mungkin akan berkurang secara signifikan. Sebagai contoh, dalam kasus Rollup, dua solusi ZK dan Op saat ini tidak dapat saling terhubung, yang berarti likuiditas yang sudah terdistribusi akan semakin terfragmentasi. Namun, untuk keseluruhan DeFi, integrasi tingkat yang lebih tinggi seharusnya menjadi tujuan penting dari Layer2.

Singkatnya, jalan evolusi Ethereum 2.0 penuh dengan eksplorasi dan perubahan, komunitas Ethereum kemungkinan akan terus menyesuaikan peta jalan dalam pertemuan-pertemuan mendatang. Namun yang pasti, dengan semakin besarnya ekosistem Ethereum, kemungkinan untuk melakukan transformasi dasar semakin kecil. Dalam hal ini, Layer2 akan menjadi mitra dan infrastruktur jangka panjang bagi Ethereum.