Beberapa institusi keuangan menanggapi insiden kebocoran informasi pelanggan dan menyatakan bahwa data tersebut tidak benar.

Baru-baru ini, sebuah berita mengenai kebocoran informasi pelanggan institusi keuangan menarik perhatian luas. Diketahui, seorang pengguna di forum internet luar negeri memposting pengumuman, mengklaim dapat menjual data pelanggan dari beberapa institusi keuangan, mencakup berbagai bidang, termasuk informasi pelanggan dari beberapa bank dan perusahaan asuransi. Data yang diduga bocor ini mencakup nama, identifikasi, nomor ponsel, informasi simpanan, dan alamat rumah serta informasi pribadi sensitif lainnya.

Terkait hal ini, beberapa institusi keuangan yang terlibat segera memberikan tanggapan. Sebuah bank di Shanghai menyatakan bahwa mereka telah melakukan perbandingan mendetail terhadap informasi yang diklaim bocor. Hasilnya menunjukkan bahwa "informasi pelanggan" yang disebutkan tidak mengandung informasi rekening bank dari bank tersebut, dan juga tidak sesuai dengan elemen kunci dari informasi pelanggan yang sebenarnya. Bank tersebut berpendapat bahwa informasi pelanggan yang disebutkan mungkin adalah data palsu yang dipalsukan dan dirangkai oleh oknum untuk mendapatkan keuntungan ilegal.

Demikian pula, institusi keuangan lain yang disebutkan, termasuk sebuah perusahaan asuransi besar dan bank komersial lainnya, juga membantah keaslian informasi pelanggan yang disebut-sebut dijual di dark web.

Peristiwa ini sekali lagi menyoroti pentingnya perlindungan informasi pribadi, serta mengingatkan publik untuk meningkatkan kewaspadaan dan waspada terhadap berbagai bentuk penipuan informasi. Pada saat yang sama, Institusi Keuangan juga perlu terus memperkuat manajemen keamanan informasi mereka, untuk memastikan privasi pribadi pelanggan dilindungi sepenuhnya.