Politik AS kembali bergolak, Presiden Trump sedang bersiap untuk menandatangani sebuah perintah eksekutif yang menarik perhatian, yang bertujuan untuk membatasi bank menutup akun pelanggan secara sembarangan karena alasan politik atau agama. Langkah ini tidak hanya akan mempublikasikan konflik antara Gedung Putih dan Wall Street, tetapi juga dapat membawa dampak yang jauh bagi industri keuangan.
Trump secara pribadi mengungkapkan bahwa ia pernah menjadi korban dari "penghentian politik" semacam ini, pernyataan ini tanpa diragukan lagi menambahkan warna personal pada kebijakan ini. Penerbitan perintah eksekutif ini jelas merupakan kabar baik bagi industri cryptocurrency yang telah lama menghadapi kesulitan dalam layanan perbankan. Perintah ini akan melarang bank menolak memberikan layanan dengan alasan yang samar-samar mengenai "risiko reputasi", diharapkan dapat secara mendasar menyelesaikan masalah "akses bank" bagi perusahaan cryptocurrency, serta secara signifikan meningkatkan stabilitas operasional dan status legal industri ini.
Namun, kebijakan ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang politisasi regulasi keuangan. Meskipun mungkin membantu kelompok tertentu dalam jangka pendek, kebijakan ini dapat membawa lebih banyak ketidakpastian bagi pasar dan mungkin menjadi preseden untuk intervensi pemerintah di masa depan dalam keputusan bisnis bank. Kalangan perbankan juga mungkin akan mengambil sikap yang lebih hati-hati, malah memperkuat pemeriksaan terhadap pelanggan berisiko tinggi, dan dampak jangka panjangnya masih perlu diamati.
Menurut laporan The Wall Street Journal, sebelumnya ada bank yang menolak untuk memberikan layanan kepada klien karena tidak setuju dengan posisi politik klien (seperti konservatif) atau industri yang mereka geluti (seperti cryptocurrency), yang memicu kontroversi luas. Perintah eksekutif Trump ini akan memperingatkan semua lembaga keuangan secara jelas bahwa jika mereka menolak klien karena "alasan politik", mereka akan menghadapi sanksi pemerintah.
Perlu dicatat bahwa Trump juga secara terbuka mengkritik Morgan Stanley, tindakan ini semakin menyoroti kekuatan dan tekad intervensi administratif kali ini. Pertarungan antara Gedung Putih dan Wall Street ini tidak hanya berkaitan dengan otonomi operasional lembaga keuangan, tetapi juga melibatkan hak-hak sipil dan isu-isu mendalam seperti keadilan pasar, yang perkembangannya patut terus diperhatikan.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
14 Suka
Hadiah
14
6
Bagikan
Komentar
0/400
NotSatoshi
· 1jam yang lalu
bull ah Lao Chuan, lakukan dengan bagus
Lihat AsliBalas0
AirdropSweaterFan
· 08-06 07:50
Gerakan Chuanhuang ini dilakukan dengan baik!
Lihat AsliBalas0
MevHunter
· 08-06 07:49
Akhirnya, ada yang mengawasi para bankir tua ini.
Lihat AsliBalas0
ParanoiaKing
· 08-06 07:43
Kali ini, Presiden Chuan sangat mendukung ya
Lihat AsliBalas0
StableNomad
· 08-06 07:38
lol tebak siapa yang kembali... secara statistik ini memberi saya getaran besar bulan Mei 2022
Politik AS kembali bergolak, Presiden Trump sedang bersiap untuk menandatangani sebuah perintah eksekutif yang menarik perhatian, yang bertujuan untuk membatasi bank menutup akun pelanggan secara sembarangan karena alasan politik atau agama. Langkah ini tidak hanya akan mempublikasikan konflik antara Gedung Putih dan Wall Street, tetapi juga dapat membawa dampak yang jauh bagi industri keuangan.
Trump secara pribadi mengungkapkan bahwa ia pernah menjadi korban dari "penghentian politik" semacam ini, pernyataan ini tanpa diragukan lagi menambahkan warna personal pada kebijakan ini. Penerbitan perintah eksekutif ini jelas merupakan kabar baik bagi industri cryptocurrency yang telah lama menghadapi kesulitan dalam layanan perbankan. Perintah ini akan melarang bank menolak memberikan layanan dengan alasan yang samar-samar mengenai "risiko reputasi", diharapkan dapat secara mendasar menyelesaikan masalah "akses bank" bagi perusahaan cryptocurrency, serta secara signifikan meningkatkan stabilitas operasional dan status legal industri ini.
Namun, kebijakan ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang politisasi regulasi keuangan. Meskipun mungkin membantu kelompok tertentu dalam jangka pendek, kebijakan ini dapat membawa lebih banyak ketidakpastian bagi pasar dan mungkin menjadi preseden untuk intervensi pemerintah di masa depan dalam keputusan bisnis bank. Kalangan perbankan juga mungkin akan mengambil sikap yang lebih hati-hati, malah memperkuat pemeriksaan terhadap pelanggan berisiko tinggi, dan dampak jangka panjangnya masih perlu diamati.
Menurut laporan The Wall Street Journal, sebelumnya ada bank yang menolak untuk memberikan layanan kepada klien karena tidak setuju dengan posisi politik klien (seperti konservatif) atau industri yang mereka geluti (seperti cryptocurrency), yang memicu kontroversi luas. Perintah eksekutif Trump ini akan memperingatkan semua lembaga keuangan secara jelas bahwa jika mereka menolak klien karena "alasan politik", mereka akan menghadapi sanksi pemerintah.
Perlu dicatat bahwa Trump juga secara terbuka mengkritik Morgan Stanley, tindakan ini semakin menyoroti kekuatan dan tekad intervensi administratif kali ini. Pertarungan antara Gedung Putih dan Wall Street ini tidak hanya berkaitan dengan otonomi operasional lembaga keuangan, tetapi juga melibatkan hak-hak sipil dan isu-isu mendalam seperti keadilan pasar, yang perkembangannya patut terus diperhatikan.