【Koin Dunia】【Analis: Konflik Timur Tengah Mungkin Membuat CPI Musim Panas AS Naik ke 4%】Analis Bloomberg termasuk Ziad Daoud dalam sebuah laporan menyatakan bahwa dengan berakhirnya langkah-langkah tarif setara yang ditangguhkan oleh Presiden AS Trump, risiko geopolitik yang meningkat bersamaan dengan kemungkinan peningkatan tarif dalam beberapa minggu ke depan. Dampak terbesar dari konflik Timur Tengah yang berkepanjangan terhadap ekonomi mungkin adalah lonjakan harga minyak. Dalam skenario ekstrem penutupan Selat Hormuz, harga minyak mentah mungkin melonjak di atas 130 dolar per barel. Ini bisa membuat CPI musim panas AS mendekati 4%, yang mendorong The Federal Reserve (FED) dan bank sentral lainnya untuk menunda penurunan suku bunga di masa depan. Laporan tersebut menyebutkan bahwa setiap lonjakan besar dalam harga minyak atau gas alam, atau gejolak perdagangan akibat peningkatan konflik lebih lanjut, akan menjadi hambatan lain bagi ekonomi dunia.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
19 Suka
Hadiah
19
4
Bagikan
Komentar
0/400
GhostAddressHunter
· 06-24 00:22
Sekarang para suckers harus pergi lebih dulu.
Lihat AsliBalas0
ILCollector
· 06-23 00:28
Sekali lagi suku bunga naik ya
Lihat AsliBalas0
LostBetweenChains
· 06-23 00:27
Sekali lagi harus menunda penurunan suku bunga, saya merasa lelah.
Analis memperingatkan: Konflik di Timur Tengah dapat mendorong IHK musim panas AS menjadi 4% Federal Reserve dapat menunda penurunan suku bunga
【Koin Dunia】【Analis: Konflik Timur Tengah Mungkin Membuat CPI Musim Panas AS Naik ke 4%】Analis Bloomberg termasuk Ziad Daoud dalam sebuah laporan menyatakan bahwa dengan berakhirnya langkah-langkah tarif setara yang ditangguhkan oleh Presiden AS Trump, risiko geopolitik yang meningkat bersamaan dengan kemungkinan peningkatan tarif dalam beberapa minggu ke depan. Dampak terbesar dari konflik Timur Tengah yang berkepanjangan terhadap ekonomi mungkin adalah lonjakan harga minyak. Dalam skenario ekstrem penutupan Selat Hormuz, harga minyak mentah mungkin melonjak di atas 130 dolar per barel. Ini bisa membuat CPI musim panas AS mendekati 4%, yang mendorong The Federal Reserve (FED) dan bank sentral lainnya untuk menunda penurunan suku bunga di masa depan. Laporan tersebut menyebutkan bahwa setiap lonjakan besar dalam harga minyak atau gas alam, atau gejolak perdagangan akibat peningkatan konflik lebih lanjut, akan menjadi hambatan lain bagi ekonomi dunia.