Persaingan dan Pengembangan Jaringan Publik

Dalam beberapa bulan terakhir, pasar kripto dipenuhi dengan berbagai topik hangat, muncul secara berkala koin yang berlipat ganda, bahkan ratusan kali lipat, membuat para profesional di bidang ini merasa kewalahan. Dengan analisis yang cermat, dapat ditemukan bahwa proyek-proyek hangat ini pada dasarnya berasal dari kompetisi antara blockchain dasar. Jika pengembangan blockchain berjalan dengan baik dan popularitasnya meningkat, maka akan menarik banyak dana untuk mencari peluang investasi dan pengembangan.

Sejak 2017, Ethereum telah diakui sebagai raja blockchain publik. Baik dari segi kinerja kapitalisasi pasar, teknologi dasar, maupun kekayaan aplikasi ekosistem, Ethereum tetap berada di posisi terdepan. Namun, situasi baru-baru ini telah berubah. Berbagai platform perdagangan mulai meluncurkan blockchain publik mereka sendiri, memasuki bidang DeFi. Blockchain publik baru ini berkembang pesat berkat kecepatan, biaya rendah, dan basis pengguna yang besar, mengalihkan sejumlah besar lalu lintas dari Ethereum. Sementara itu, Polkadot sebagai pendatang baru juga menunjukkan kinerja yang baik, dengan harga koin melonjak dan ekosistem yang kaya, menarik banyak pengembang. Blockchain publik tradisional seperti Tron juga terus berusaha, meluncurkan berbagai aplikasi inovatif seperti DeFi, NFT, dan lainnya, semakin memperkuat posisi mereka.

Ethereum sebagai pelopor kontrak pintar, menampung lebih dari 90% aplikasi DeFi. Namun, seiring dengan lonjakan jumlah pengguna, kelemahan inheren yang dimilikinya juga terungkap:

1. Throughput rendah, jaringan macet. TPS Ethereum hanya 15-30, jauh di bawah aplikasi internet tradisional, sulit untuk memenuhi kebutuhan transaksi pengguna DeFi.

2. Biaya transaksi sangat tinggi. Karena kemacetan jaringan, pengguna terpaksa meningkatkan biaya Gas untuk mempercepat kecepatan transaksi, menyebabkan biaya melonjak hingga puluhan dolar bahkan lebih.

3. Ambang batas tinggi, proses operasi yang kompleks. Sebagian besar antarmuka proyek DeFi berbahasa Inggris, dan alur operasinya rumit, sehingga sulit bagi pengguna biasa untuk memulai.

Masalah ini memberikan kesempatan bagi blockchain publik lainnya. Binance Smart Chain (BSC) muncul dengan pesat, menarik banyak pengguna berkat biaya rendah, efisiensi tinggi, dan proyek yang beragam. Volume perdagangan harian telah melampaui Ethereum, dengan ekosistem yang mencakup DeFi, NFT, permainan, dan berbagai bidang lainnya. Huobi Eco Chain (Heco) juga berkembang pesat, telah menerapkan beberapa proyek populer, dengan total nilai terkunci mencapai 2,8 miliar dolar.

Polkadot sebagai "blockchain dalam blockchain" bertujuan untuk menghubungkan semua blockchain dan menciptakan ekosistem baru. Harga token DOT meningkat lebih dari 10 kali lipat dalam enam bulan. Tron juga terus berkembang, terutama dalam hal TRC20-USDT yang menunjukkan kinerja luar biasa, dengan kecepatan tinggi dan biaya rendah.

Menghadapi persaingan, Ethereum juga secara aktif mengeksplorasi solusi skalabilitas. Pendiri V God percaya bahwa hal yang paling mendesak saat ini adalah menyelesaikan masalah Rollups, bukan langsung memajukan Ethereum 2.0. Melalui Rollups dan solusi Layer 2 lainnya, Ethereum diharapkan dapat meningkatkan skalabilitas hingga seratus kali lipat sambil mempertahankan desentralisasi dan keamanan.

Selain itu, di pasar juga terdapat blockchain publik inovatif seperti Conflux, NEAR, Kortho, yang masing-masing memberikan kontribusi pada ekosistem blockchain dengan teknologi dan skenario aplikasi yang unik.

Persaingan antar rantai publik mendorong kemajuan aplikasi blockchain dan teknologi dasar yang terus menerus. Di masa depan, rantai publik yang dapat terus menyempurnakan teknologi, memperkaya aplikasi ekosistem, dan mendorong penguasaan blockchain di pasar, akan mampu memenangkan pengakuan pengguna dan preferensi pasar.